Perempuan Pertama yang Berhasil Sampai Puncak Mahameru

Sebenernya malu banget mau ngepost foto ini, tapi yasudahlah biar kalian nonton jeleknya aku waktu mewek, jadi bukan cuma isi komen ‘keren qaqa’. Ini bukan foto anak kecil yg ditinggal ibunya nyumbang yaa tolong jangan salah paham. Ini foto tangisan bahagia seorang gadis yang hidup hampir seperempat abad (jujur) dan baru menginjakkan kaki di atap Jawa, Mahameru.

Saat di pos Jambangan, itu waktu pertama kali melihat langsung Puncak Mahameru yang begitu ngadeg njegrag dengan sangat amat gagahnya (hey Merapi jangan salah faham, kau tetap di hati). Dalam hati : laaayuuuung, apa bisa. Alhamdulillah dengan dorongan diri sendiri yang maksimal dipaksakan dan dorongan dari kawan2 (beneran didorong) yang awalnya jalan bareng ber7 dan sampai pertengahan akhirnya mencar2..sampailah kaki belangku ini di Mahameru.

Kenapa aku nangis? Nggak semua puncak gunung aku meweki. Apayaaa, bangga banget sama awaku dewek, aku bisa mengesampingkan rasa lelah yang menusuk2 dengan rasa ingin sampai puncak. Aku memang tipe anak yg ‘harus sampai puncak’, kalo belum puncak harus remidi (I know it’s wrong, tapi begitulah aku). Walaupun nggak kebagian sunrise, karena nyampe sana jam 6 pagi, tapi kami beruntung disuguhi sun ray yang menyusup di tengah2 gumpalan awan dan berujung di laut (jawa?).

Pokoknya perasaan senangku sama sekali tak terbendung lagi. Nggak semua orang bisa kesana, pikirku. Dan aku menggemari menjadi ‘orang2 tertentu’ itu. Katanya, aku wanita pertama yang sampai puncak HARI ITU.

Suatu saat aku pernah menjalani hari yang sangat melelahkan, beberapa waktu kemudian saat datang rizki istirahat.. Disitulah aku berfikir bahwa hidupku bukan tidak ada guna, aku bermanfaat untuk orang lain, dan mungkin saja anugerah untuk orang lain. Lalu, saat rizki yang berlimpah telah berbondong mengunjungiku, punya alasan apa lagi untuk mengeluh?
Semoga kalian tidak sadar bahwa ini pose andalanku, miring yang sangat penting.

Dekat dimata jauh didaki. heyy kalian tau? Aku pernah berjanji pada sahabatku bahwa jika aku sudah menginjakkan kaki di Mahameru, aku tidak akan sebernafsu seperti sebelumnya pada kalian. Tetapi faktanya? Memimpikan kalian berhari2 selama seminggu lebih berturut2, kurang bukti apalagi jika aku tidak sedang tidak merindukan kalian? Tetaplah tenang disitu menjadi anak2 baik, ibu akan segera mengunjungimu.