Viral exanthem adalah ruam kulit yang disebabkan oleh infeksi virus, dan meskipun umumnya bersifat ringan, beberapa kasus dapat berkembang menjadi lebih serius jika tidak ditangani dengan tepat. Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat viral exanthem, tergantung pada jenis virus yang menyebabkan infeksi dan kondisi kesehatan individu yang terinfeksi.
1. Infeksi Bakteri Sekunder
Salah satu komplikasi yang paling umum dari viral exanthem adalah infeksi bakteri sekunder pada kulit. Ruam yang disebabkan oleh virus dapat membuat kulit menjadi lebih rentan terhadap infeksi bakteri, terutama jika ruam tersebut digaruk dan menyebabkan luka terbuka. Infeksi sekunder ini bisa menyebabkan kemerahan, bengkak, nanah, dan bahkan abses pada kulit. Jika infeksi bakteri terjadi, pengobatan dengan antibiotik mungkin diperlukan.
2. Dehidrasi
Viral exanthem sering disertai dengan demam, yang dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan tubuh. Pada anak-anak, demam tinggi yang berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi, terutama jika asupan cairan tidak memadai. Dehidrasi bisa berbahaya dan memerlukan perawatan medis jika tidak segera ditangani. Gejala dehidrasi meliputi mulut kering, lemas, mata cekung, dan jarang buang air kecil.
3. Komplikasi Neurologis
Beberapa jenis virus yang menyebabkan viral exanthem, seperti virus campak atau virus herpes zoster, dapat menimbulkan komplikasi neurologis yang serius. Campak, misalnya, dapat menyebabkan ensefalitis, yaitu peradangan pada otak yang dapat mengakibatkan kejang, koma, atau bahkan kematian. Virus varicella-zoster, penyebab cacar air, dapat menyebabkan komplikasi berupa herpes zoster (shingles) di kemudian hari, yang disertai dengan nyeri saraf yang bisa berlangsung lama.
4. Sindrom Reye
Sindrom Reye adalah komplikasi serius yang bisa terjadi pada anak-anak yang diberikan aspirin selama infeksi virus, termasuk yang menyebabkan viral exanthem. Kondisi ini menyebabkan pembengkakan pada hati dan otak, dan dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak memberikan aspirin kepada anak-anak dengan infeksi virus dan sebagai gantinya menggunakan antipiretik lain seperti paracetamol atau ibuprofen.
5. Penularan pada Ibu Hamil
Beberapa virus penyebab viral exanthem, seperti rubella dan parvovirus B19, sangat berbahaya jika menulari wanita hamil. Infeksi rubella pada awal kehamilan, misalnya, dapat menyebabkan sindrom rubella kongenital, yang berisiko tinggi menyebabkan cacat lahir serius seperti gangguan pendengaran, kelainan jantung, dan keterlambatan perkembangan. Parvovirus B19 juga dapat menyebabkan anemia janin yang parah dan keguguran jika terjadi selama kehamilan.
6. Pemburukan Gejala pada Orang dengan Sistem Imun Lemah
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti mereka yang memiliki HIV/AIDS, menjalani kemoterapi, atau menggunakan obat imunosupresan, berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius akibat viral exanthem. Pada individu ini, infeksi virus yang biasanya ringan bisa berkembang menjadi penyakit yang lebih parah, dengan ruam yang lebih luas, demam tinggi yang berkepanjangan, dan risiko infeksi sekunder yang lebih besar.
7. Komplikasi Paru-paru
Pada beberapa kasus, viral exanthem yang disebabkan oleh virus campak dapat menyebabkan komplikasi paru-paru seperti pneumonia. Pneumonia campak adalah infeksi serius yang menyerang paru-paru dan bisa berakibat fatal, terutama pada anak-anak yang kekurangan gizi atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.