Pengobatan pneumonia dan Tuberkulosis (TBC) berbeda secara signifikan karena perbedaan dalam penyebab dan mekanisme penyakitnya. Pengobatan yang tepat sangat penting untuk memastikan pemulihan yang optimal dan mencegah komplikasi. Berikut adalah perbedaan utama dalam pengobatan pneumonia dan TBC:
Pengobatan Pneumonia
Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur, dan pengobatannya tergantung pada penyebab spesifik infeksinya:
- Pneumonia Bakteri:
- Antibiotik: Pneumonia bakteri biasanya diobati dengan antibiotik. Jenis antibiotik yang diberikan bergantung pada jenis bakteri yang menyebabkan infeksi dan kondisi kesehatan pasien. Contoh antibiotik yang sering digunakan adalah amoksisilin, azitromisin, dan levofloksasin.
- Durasi Pengobatan: Pengobatan antibiotik biasanya berlangsung selama 5-7 hari, tetapi dapat diperpanjang jika gejala tidak membaik atau jika infeksi parah.
- Pneumonia Viral:
- Perawatan Simptomatik: Pneumonia viral tidak diobati dengan antibiotik karena antibiotik tidak efektif melawan virus. Pengobatan fokus pada meredakan gejala, seperti demam dan nyeri, dengan obat-obatan seperti acetaminophen atau ibuprofen.
- Antivirus: Dalam beberapa kasus, seperti pneumonia yang disebabkan oleh virus influenza, obat antivirus seperti oseltamivir dapat digunakan.
- Pneumonia Jamur:
- Antijamur: Pneumonia yang disebabkan oleh jamur diobati dengan obat antijamur seperti fluconazole atau amphotericin B, tergantung pada jenis jamur yang terlibat.
- Durasi Pengobatan: Pengobatan bisa berlangsung lebih lama, terutama jika infeksi jamur parah atau pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Perawatan Tambahan:
- Oksigen: Jika pasien mengalami kesulitan bernapas, terapi oksigen mungkin diperlukan.
- Cairan Intravena: Untuk menjaga hidrasi, terutama jika pasien tidak dapat makan atau minum dengan baik.
- Rawat Inap: Pasien dengan pneumonia parah mungkin memerlukan rawat inap untuk perawatan intensif.
Pengobatan TBC (Tuberkulosis)
TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan memerlukan pengobatan jangka panjang dengan kombinasi beberapa obat untuk memastikan kesembuhan dan mencegah resistensi obat:
- Obat Antituberkulosis:
- Isoniazid (INH): Salah satu obat utama dalam pengobatan TBC.
- Rifampisin (RIF): Digunakan bersamaan dengan INH untuk membunuh bakteri TBC.
- Pyrazinamide (PZA): Ditambahkan selama beberapa bulan pertama pengobatan untuk meningkatkan efektivitas.
- Ethambutol (EMB): Digunakan untuk mencegah resistensi obat pada awal pengobatan.
- Durasi Pengobatan:
- Pengobatan TBC standar berlangsung selama 6 bulan, dengan fase intensif selama 2 bulan menggunakan empat obat (INH, RIF, PZA, EMB), diikuti oleh fase lanjutan selama 4 bulan dengan dua obat (INH dan RIF).
- Kepatuhan Terhadap Pengobatan:
- Kepatuhan terhadap regimen pengobatan sangat penting untuk mencegah resistensi obat dan memastikan kesembuhan. Program Pengawasan Langsung Terpadu (DOT) sering digunakan untuk memastikan pasien meminum obat mereka sesuai jadwal.
- TBC Resisten Obat (MDR-TB dan XDR-TB):
- Jika TBC resisten terhadap obat lini pertama, pengobatan menjadi lebih kompleks dan panjang, menggunakan obat lini kedua yang mungkin lebih toksik dan kurang efektif. Durasi pengobatan bisa mencapai 18-24 bulan atau lebih.