“Deleng Sinabung” atau yang biasa di sebut Gunung Sinabung merupakan salah satu dari dua gunung yang ada di dataran tinggi karo, Sumatera Utara. Gunung Sinabung termaksuk ke dalam kategori gunung aktif dan menjadi puncak tertinggi kedua yang memiliki ketinggian 2460M.
Gunung Sinabung merupakan salah satu gunung yang paling aktif. Namun, tidak pernah tercatat meletus sejak lama. Tetapi mulai aktif kembali dan meletus pada tahun 2010. Dan hingga sekarang Gunung Sinabung sering mengeluarkan erupsi yang membuat para warga yang tinggal di sekitaran gunung tersebut merasa was-was terhadap gunung tersebut.
Kebangkitan gunung tersebut membuat masyarakat disana merasa khawatir serta bingung. Dikarenakan tidak pernah masyarakat Kabupaten karo merasakan pengalaman dalam menghadapi letusan dari gunung berapi tersebut. Bahkan dari zaman pendulu/tetua mereka mngalami kejadian seperti gunung meletus.
Asal Usul dan Misteri Gunung Sinabung
Asal Usul
Gunung Sinabung merupakan tempat sakral bagi masyarakat Karo yang bertempat tinggal di kaki gunung atau sekitaran gunung Sinabung. Asal Usul terbentuknya gunung sinabung sering kali di kaitkan dengan penampakan alam dan kejadian mistis di wilayah sekitar gunung tersebut. Dan itulah menjadi penyebab mengapa masyarakat di sekitar gunung sangat menghormati dan menjaga kelestarian gunung tersebut hingga saat ini.
Dilansir dari Badan Geologi milik Kementrian ESDM, sejarah dari Gunung Sinabung tidak banyak tercatat. Di katakan Gunung Sinabung melutus pertama kali adalah sekitaran tahun 1600an. Dan mulai terjadi kembali pada tahun 2010 hingga kini dengan letusan kecil berupa erupsi yang terjadi hampir setiap tahun.
Gunung Sinabung adalah gunung terbentuk dari interaksi antar berbagai lempengan di antar Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Dan pembentukannya serupa dengan jajaran gunung lainnya yang ada di pulau Sumatera.
Menurut tuturan para tetua masyarakat di daerah sekitaran tanah Karo, Deleng Sinabung atau yang biasa di sebut Gunung Sinabung memiliki arti “tempat untuk menyucikan diri manusia”. Di bawah kaki Gunung Sinabung memiliki sebuah danau yang bernama Lau Kawar.
Lau Kawar merupakan danau yang di percaya oleh masyarakat di sekitaran gunung sebagai tempat untuk menyucikan diri, dan banyka masyarakat sekitar yang memberikan sesajen/sesajian di sekitaran danau tersebut.
Menurut cerita dari masyarakat sekitar danau Lau Kawar terbentuk dari tangisan seorang ibu yang memiliki dua orang anak yang bernama Sinabung dan Sibayak yang sering berkelahi, hingga membuat air mata dari sang ibu membentuk sebuah danau yang sangat luas nan cantik dan indah tersebut.